Rizke Wiliyanti

Tidak mudah menjadi juara dalam suatu perlombaan. Namun dengan semangat dan kerja keras, tentulah hal itu bukan mustahil untuk didapatkan. Mungkin, itulah hal mendasar yang membuat Kabupaten Kuantan Singingi kembali menyabet predikat juara. Kali ini dalam lomba Penghijauan dan Konservasi Alam yang ditaja Departemen Kehutanan RI. Menjadi Juara harapan tiga dalam kategori Kabupaten Peduli Kehutanan tentulah memercikkan kebanggaan tersendiri bagi Kuantan Singingi, apalagi lomba ini berskala Nasional yang tentulah penilaiannya tidaklah sembarangan.

Pemberian penghargaan ini didasarkan atas prestasi yang telah dicapai dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan upaya rehabilitasi lahan dan konservasi sumber daya alam. Masyarakat sendiri pada dasarnya telah memahami dan melaksanakan pembangunan kehutanan dalam menjaga dan melestarikan hutan, khusunya dalam kegiatan rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam ini. Besarnya peran aktif masyarakat atau kabupaten bersangkutan menjadi salah satu perhatian dari Departemen Kehutan khususnya bidang Pusat Bina Penyuluhan Kehutanan untuk memberikan penghargaan sebagai wujud kepedulian atas peran sertanya itu.

Secara spesifik lomba ini bertujuan untuk mengetahui pihak-pihak yang memiliki prestasi terbaik dalam upaya rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam. Di samping itu, diharapkan dengan adanya lomba ini dapat “merangsang” aparat pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk berperan lebih aktif dalam berbagai kegiatan pembangunan khususnya dalam kegiatan rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam. Selamat atas prestasi yang telah diukir kabupaten tercinta ini. Semoga ini menjadi langkah awal terukirnya prestasi-prestasi lain yang dapat mengharumkan nama Kuantan Singingi.

MAKNA ULANG TAHUN BAGI KUANTAN SINGINGI

Sejak dimekarkan pada tahun 1999 dengan dikeluarkannya UU no 53 tahun 1999, kabupaten Kuantan Singingi menjadi salah satu kabupaten yang memiliki perkembangan pembangunan yang pesat di Indonesia. Hal ini terbukti dengan penghargaan yang diterima oleh Bupati Kuantan Singingi, H.Sukarmis, dari presiden Republik Indonesia, yaitu penghargaan Satyalencana Pembangunan pada tanggal 17 agustus 2009 kemarin.

Kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi kira kira 400 m di atas permukaan laut. Dataran tinggi di daerah ini cenderung berangin dan berbukit dengan kecenderungan 5 – 300. Dataran tinggi berbukit mencapai ketinggian 400-800 m di atas permukaan laut dan merupakan bagian dari jajaran Bukit Barisan. Pada zaman dahulu masyarakat Kuansing tidak mengenal adat istiadat, pakaian, bahasa,untuk berkomunikasi mereka menggunakan isyarat, dengan masuknya suku minang ke Kuansing barulah masyarakat Kuansing mengenal bahasa sehingga masyarakat Kuansing hanya mengenal bahasa minangkabau ini terbukti dengan dialek dan adat istiadat seperti orang Minangkabau di provinsi tetangga, Sumatera Barat. Mata pencarian utama penduduk di daerah ini sebagian besar (75%) bertani, sementara yang lainnya bekerja pada bidang jasa, perdagangan, dan pegawai negeri.

KIni di hari jadinya yang ke-10, Kuantan Singingi terus berbenah. Perbaikan demi perbaikan terus dilakukan. Berbagai usaha dilakukan pemerintah untuk membuat Kuantan Singingi menjadi maju. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan memperkenalkan Kuantan Singingi ke luar. Seperti mempromosikan objek-objek wisata yang terkenal di Kuantan Singingi seperti wisata alam Air Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban di Lubuk Jambi, Air Terjun Guruh Gemurai Desa Kasang Kuantan Mudik, Wisata Alam Bukit Cokiak di Muara Lembu, Panorama Bukit Cokiak, Danau Kari Koto Kari, Dam Teso di Benai, dan Air Terjun Delapan Tingkat (Lembah Gemuruh) di Pulau Padang sehingga para wisatawan tertarik untuk berkunjung dan pendapatan devisa daerah bisa meningkat. Selain itu, membuat wisatawan tertarik dengan salah satu wisata tradisional yang setiap tahun selalu diadakan yaitu Pacu Jalur.

Diharapkan kinerja yang maksimal dari seluruh masyarakat dan pemerintah Kuantan Singingi untuk bisa membangun negeri ini. Ulang tahun bisa menyadarkan Kuantan Singingi akan potensi yang dimilikinya. Semakin bertambah lama umur suatu negeri hendaklah semakin baguslah daerah itu.

Mari bantu mereka, Saudara kita……..

Lagi-lagi Indonesia ditimpa musibah. Belum habis kenangan buruk dengan adanya gempa di Tasikmalaya, kembali Pulau Sumatra tepatnya di provinsi Sumatra Barat diguncang gempa bumi berkekuatan 7,6 Skala Richter. Gempa berskala besar tersebut menghancurkan sebagian besar rumah penduduk di sebagian besar kota Padang. Ratusan orang dinyatakan tewas dalam musibah ini.

Penyebab gempa bumi ini sendiri disebabkan karena Padang dan sekitarnya tersusun oleh aluvium dan batuan vulkanik berumur Kuarter serta batuan sedimen berumur Tersier. Aluvium dan batuan vulkanik Kuarter mempunyai sifat lepas, urai, belum terkompaksi dengan baik dan bersifat memperkuat efek goncangan gempa bumi.

Bahkan, menurut berita dari Metro TV, goncangan gempa bumi dapat dirasakan keras di Kota Padang (VIII MMI) dan sempat menimbulkan kepanikan serta menyebabkan kerusakan berat pada beberapa bangunan. Getaran gempa bumi juga terasa hingga Sibolga (VI MMI), Banda Aceh (III MMI), Pekanbaru (III MMI), Singapura (III MMI), Kuala Lumpur (III MMI),dan Jakarta (II MMI). Namun, menurut informasi dari BMG, gempa bumi ini tidak memicu terjadinya tsunami. Selain itu, Gempa bumi ini diperkirakan berasosiasi dengan aktivitas zona Subduksi Sunda di sebelah barat Pulau Sumatra dan tidak terjadi deformasi dasar laut, sehingga tidak berkemungkinan terjadinya tsunami.

Berbagai pihak telah terlibat secara langsung untuk ikut meringankan derita para korban gempa bumi Padang ini. Mabes Polri sendiri telah menerjunkan 339 polisi, 23 anggota polisi udara dari Badan Pembinaan Keamaanan (Babinkam) untuk mengawaki pesawat Polri yang dipersiapkan untuk mengangkut bantuan ke lokasi bencana dan Sebanyak 15 dokter kepolisian Mabes Polri telah tergabung di lokasi bencana. Para dokter ini selain merawat korban juga akan membantu identifikasi jenasah.
Mabes Polri juga mengerahkan personel dari Polda yang berdekatan dengan lokasi bencana, yakni Polda Sumut 108 Brimob, Polda Sumsel 112 Brimob dan Polda Riau delapan Brimob untuk ikut membantu.

Semoga para korban dari gempa bumi ini diberikan ketabahan oleh Allah SWT. Ini semua tentu akan menjadi trauma tersendiri bagi warga Sumatra Barat. Namun, Allah SWT tidak pernah menguji hamba-hamba-Nya di luar kemampuan mereka sendiri. Mari kita ulurkan tangan membantu mereka, para saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah. Bantuan sekecil apapun yang kita berikan sangatlah berarti. Buka mata hati dan telinga lebar-lebar untuk mendengar jeritan mereka………..

Mari bantu mereka, Saudara kita……..

Lagi-lagi Indonesia ditimpa musibah. Belum habis kenangan buruk dengan adanya gempa di Tasikmalaya, kembali Pulau Sumatra tepatnya di provinsi Sumatra Barat diguncang gempa bumi berkekuatan 7,6 Skala Richter. Gempa berskala besar tersebut menghancurkan sebagian besar rumah penduduk di sebagian besar kota Padang. Ratusan orang dinyatakan tewas dalam musibah ini.

Penyebab gempa bumi ini sendiri disebabkan karena Padang dan sekitarnya tersusun oleh aluvium dan batuan vulkanik berumur Kuarter serta batuan sedimen berumur Tersier. Aluvium dan batuan vulkanik Kuarter mempunyai sifat lepas, urai, belum terkompaksi dengan baik dan bersifat memperkuat efek goncangan gempa bumi.

Bahkan, menurut berita dari Metro TV, goncangan gempa bumi dapat dirasakan keras di Kota Padang (VIII MMI) dan sempat menimbulkan kepanikan serta menyebabkan kerusakan berat pada beberapa bangunan. Getaran gempa bumi juga terasa hingga Sibolga (VI MMI), Banda Aceh (III MMI), Pekanbaru (III MMI), Singapura (III MMI), Kuala Lumpur (III MMI),dan Jakarta (II MMI). Namun, menurut informasi dari BMG, gempa bumi ini tidak memicu terjadinya tsunami. Selain itu, Gempa bumi ini diperkirakan berasosiasi dengan aktivitas zona Subduksi Sunda di sebelah barat Pulau Sumatra dan tidak terjadi deformasi dasar laut, sehingga tidak berkemungkinan terjadinya tsunami.

Berbagai pihak telah terlibat secara langsung untuk ikut meringankan derita para korban gempa bumi Padang ini. Mabes Polri sendiri telah menerjunkan 339 polisi, 23 anggota polisi udara dari Badan Pembinaan Keamaanan (Babinkam) untuk mengawaki pesawat Polri yang dipersiapkan untuk mengangkut bantuan ke lokasi bencana dan Sebanyak 15 dokter kepolisian Mabes Polri telah tergabung di lokasi bencana. Para dokter ini selain merawat korban juga akan membantu identifikasi jenasah.
Mabes Polri juga mengerahkan personel dari Polda yang berdekatan dengan lokasi bencana, yakni Polda Sumut 108 Brimob, Polda Sumsel 112 Brimob dan Polda Riau delapan Brimob untuk ikut membantu.

Semoga para korban dari gempa bumi ini diberikan ketabahan oleh Allah SWT. Ini semua tentu akan menjadi trauma tersendiri bagi warga Sumatra Barat. Namun, Allah SWT tidak pernah menguji hamba-hamba-Nya di luar kemampuan mereka sendiri. Mari kita ulurkan tangan membantu mereka, para saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah. Bantuan sekecil apapun yang kita berikan sangatlah berarti. Buka mata hati dan telinga lebar-lebar untuk mendengar jeritan mereka………..