10 November 2009

Williardi Ungkap Skenario Besar Kasus Antasari



JAKARTA - Salah seorang terdakwa kasus pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen, Williardi Wizar, dalam kesaksian mengakui ada skenario untuk menyeret Ketua KPK Antasari Azhar.

Hal tersebut diungkapkan Williardi saat bersaksi dalam sidang kasus pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen dengan terdakwa Antasari Azhar, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, Selasa (10/11/2009).

Bahkan Williardi mengatakan hal tersebut dengan nada yang tinggi, sehingga membuat menarik perhatian orang-orang yang berada di sekitar ruang sidang utama, tempat Antasari menjalani sidang.

Ini berawal ketika jaksa penuntut umum menanyakan pada Williardi mengenai berita acara perkara (BAP) pertama yang dicabutnya. Menurut JPU, justru di BAP pertamalah yang memiliki banyak poin penting.

"Yang pertama itu Pak, saya bohong," jawab Williardi.

"Kok Bohong? Apa ini bohong?" tukas jaksa sambil menuturkan poin-poin di BAP pertama.

Williardi yang merasa terdesak, terpancing emosinya, dan menjawab pertanyaan JPU dengan nada tinggi.

"Demi Allah Pak, pada jam 12 malam saya diperiksa dengan didatangi Dir, Wadir, Kabag, Kasat. Menurut perintah atasan 'kau bikin saja yang kau peduli'. Demi Allah saya bersumpah, sasaran kita hanya satu, Antasari," ujar Williardi sampai bergetar.

"Demi Allah saya bersumpah, waktu itu saya dikondisikan Dir, Wadir, Kabag, Kasat, orang yang menyebut sasaran kita Antasari," tegasnya lagi masih dengan nada tinggi.

Williardi kemudian menuturkan, jika saat itu dia diperlihatkan dan dibacakan BAP Sigid Haryo Wibisono, terdakwa lainnya. "Dibacakan pada saya, kita samakan saja. Kalau ini perintah pimpinan silakan saja," ujar Williardi saat dia menuturkan pembuatan BAP yang pertama tersebut.

Mendengar kesaksian Williardi, sontak membuat pengunjung sidang langsung bersorak, dan bertepuk tangan. Namun setelah itu majelis hakim menertibkan para pengunjung, dan menskors sidang.
Memang, kebenaran akan selalu menang melawan kezaliman. Mutiara tetaplah Mutiara, walaupun terbenam di dalam Lumpur, Kelak Mutiara itu akan keluar dari lumpur dan menunjukkan kemilaunya.(hri)

Sumber :

http://news.okezone.com/read/2009/11/10/339/274101/williardi-ungkap-skenario-besar-kasus-antasari

Pria Hadiri Pemakamannya Sendiri


SAO PAULO - Seorang pria mendatangi upacara pemakamannya sendiri. Hal itu sontak membuat kaget para keluarga dan pelayat yang datang. Beberapa pengunjung yang kaget bahkan melompat dari jendela rumah pemakaman, tempat upacara digelar.

Ademir Jorge Goncalves, seorang tukang batu di Brasil, telah teridentifikasi sebagai korban kecelakaan mobil pada 1 November lalu. Pemakaman dia digelar di hari berikutnya, yang dikenal sebagai Dia de Finados atau Hari Kematian. Itu adalah hari ketika warga Brasil biasanya mengenang orang yang mereka cintai.

Dikutip dari Xinhua, Selasa (10/11/2009), para hadirin tidak menyadari bahwa ada kesalahan identifikasi mayat. Selama menghilang, Goncalves menghabiskan waktu menenggak minuman keras di Pinga, sejenis rum Brasil, di sebuah bar dekat tempat kecelakaan terjadi. Namun dia bukanlah korban dari kecelakaan itu.

Pria berusia 59 tahun itu kemudian menerima kabar mengenai kematian dirinya, dan pemakaman akan digelar segera. Goncalves pun memutuskan untuk hadir.

Namun kehadiran dia ke lokasi pemakaman, Funeraria Rainha das Colinas, justru menjadi sesuatu yang mengerikan.

"Sudah 10 tahun saya menjalankan bisnis ini, dan tidak pernah melihat hal seperti ini," kata Natanael Honorato, manajer rumah pemakaman itu di negara bagian Parana.

Identitas mengenai pria yang tewas itu kemudian teridentifikasi setelah sebuah keluarga melaporkan anaknya yang hilang.
(jri)

Sumber :

http://international.okezone.com/read/2009/11/10/214/274012/pria-hadiri-pemakamannya-sendiri

Puitis getoooo....


Sajak Persahabatan – Khalil Gibran

Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.

Dan dia menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.

Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “Tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.

Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta , tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Kerana dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.

~ Khalil Gibran

Sumber : http://penyair.wordpress.com/2007/06/13/persahabatan-khalil-gibran/

Pahlawan...............




Pahlawan...??? Sebuah kata yang terdengar begitu herois,, mengandung banyak makna dan membuat kita begitu bangga jika bisa menyandangnya di belakang nama kita. Namun, apakah pernah terlintas di benak kita, apa arti sesungguhnya dari Pahlawan itu???? Kalau ciri- ciri pahlawan pada masa penjajahan, sebelum merdeka itu begitu jelas dan nyata. Yaitu orang yang berada di garda depan, berani melawan penindasan dan kekejaman penjajah baik berjuang dengan secara konfrontatif ataupun secara dialogis. Dalam catatan sejarah, kita bisa menyebut sederet nama seperti Imam Bondol, K.H Hasyim As’ari, K.H Ahmad Dahlan, HOS Cokroaminoto, H. Agus Salim, Ir. Soekarno, Muh Hatta, Jend Soedirman, Bung Tomo, dan lainnya...N

Namun, pasca Indonesia merdeka sampai saat ini, setelah 64 kali Hari Pahlawan diperingati, begitu sulit mencari tokoh-tokoh nasional yang dapat dijadikan panutan dan teladan kemudian disemati sebagai pahlawan. Jakob Oetama dalam sebuah Tajuk Rencananya (Dalam buku “Suara Nurani”: Kompas, 2001) pernah menulis tentang hal ini. Hilangnya figur yang dapat dijadikan panutan, tulis Jakob salah satu sebabnya adalah adanya perubahan corak dan gaya kepemimpinan karena perkembangan orientasi. Pada masa perjuangan kemerdekaan para tokoh bangsa memimpin secara ikhlas dan jujur untuk memperjuangkan kepentingan rakyat yaitu kemerdekaan. Tapi, setelah merdeka, baik zaman demokrasi liberal, demokrasi terpimpin (Orde Lama) dan Demokrasi Pancasila (Orde Baru), dan sekarang ini kepemimpinan memiliki pretensi yang berbeda ideologi dan orientasinya. Sehingga makna dan arti pahlawan juga bergeser dengan warna aslinya. Maka perlu kita melemparkan pertanyaan, siapakah pahlawan sesungguhnya?

Baiklah,, kita tinggalkan pertanyaan mengenai makna sesungguhnya Pahlawan itu. Biarlah itu menjadi pertanyaan retoris yang hanya dari diri kita sendiri yang dapat menjawabnya. Sekarang mari kita lihat nasib para Pahlawan setelah waktu memakan Usia dan Ketangkasan mereka. Sebut saja para veteran perang, mereka ini adalah para pahlawan bangsa yang telah membela tanah air kita di masa penjajahan dulu. Tapi betapa tragisnya. Banyak di antara mereka yang kini hidup luntang lantung, menderita sambil menunggu sisa umur.

Simak pulalah nasib para atlet yang telah pensiun. Lewat dunia olah raga, mereka telah mengharumkan nama bangsa. Mereka adalah pahlawan. Tapi coba simak, bagaimana nasib mereka kini? Ellyas Pical adalah salah satu contoh terbaik. Beberapa bulan lalu ia tertangkap karena kasus narkoba. Dan pada saat itulah semua orang tahu bahwa ternyata si petinju legendaris ini kini bekerja sebagai satpam di sebuah diskotik. Betapa tragisnya!

Lantas para guru kita di sekolah, sosok-sosok mulia yang dikenal sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa”. Mereka memang benar-benar tanpa tanda jasa, karena perlakuan pemerintah terhadap mereka benar-benar tak seimbang dengan sumbangsih mereka terhadap pendidikan bangsa. Banyak di antara para guru yang hidup di bawah garis kemiskinan. Selanjutnya, para pahwalan devisa kita di luar negeri. Banyak di antara mereka yang dianiaya atau diperkosa majikan. Tapi sejauh mana pemerintah membela nasib mereka?

Mungkin kita memang hanya bisa memberikan kritikan terhadap pemerintah mengenai hal ini,, namun tindakan apa lagi yang dapat kita lakukan sedangkan kewenangan untuk mengurus hal itu merupakan tanggung jawab pemerintah? Semoga hal ini bisa menjadi perenungan kita bersama,,, Masih banyak hal yang harus kita benahi. Hari Pahlawan bukan hanya sekedar Ceremony saja, namun yang lebih penting arti dari Hari pahlawan itu dapat kita aplikasikan dalam kehidupan kita masing-masing... kita bisa menjadi pahlawan bagi diri kita sendiri......

Sumber :

http://www.rumahdunia.net/wmview.php?ArtID=486


http://ads.masbuchin.com/search/makna+pahlawan








02 November 2009

Bagaimana Kita menanggapi Sumpah Pemuda?



Sumpah pemuda,,, kata-kata yang begitu menggambarkan kekompakan para pemuda dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. mereka berusaha untuk mempersatukan Indonesia dengan caranya sendiri. sungguh membanggakan para pemuda Indonesia.
Dewasa ini, ketika negara dan bangsa kita sedang dilanda oleh berbagai krisis di banyak bidang, adalah amat penting bagi kita semua untuk menyimak kembali arti penting hari yang bersejarah ini, dan berusaha menghayati maknanya bagi kelangsungan kehidupan kita bersama. Selama lebih dari 32 tahun, Hari Sumpah Pemuda telah diperingati dengan upacara-upacara yang kebanyakan dikemas dengan pidato-pidato para “tokoh” yang kosong isinya, dan terlepas dari jiwa sejarah revolusioner yang melahirkannya. Tidak bisa lain!. Sebab, jelaslah kiranya bahwa tidak bisa diharapkan adanya pemahaman yang tepat dari para pendukung politik Orde Baru, yang umumnya terdiri dari oknum-oknum reaksioner, tentang sejarah lahirnya Sumpah Pemuda dalam tahun 1928. Mereka TIDAK MAU mengerti, dan tidak bisa memahami bahwa Sumpah Pemuda tidak bisa dipisahkan dari perjuangan politik revolusioner Bung Karno. Mereka juga TIDAK MAMPU memahami bahwa Sumpah Pemuda ada kaitannya yang erat dengan pengaruh yang ditimbulkan oleh pembrontakan melawan kolonialisme Belanda yang dilancarkan oleh PKI dalam tahun 1926.
Perlulah kiranya selalu kita ingat bersama-sama bahwa Sumpah Pemuda, yang dilahirkan sebagai hasil Kongres Pemuda II yang diselenggarakan tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta adalah manifestasi yang gemilang dari hasrat kuat kalangan muda Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku dan agama, untuk menggalang persatuan bangsa dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda. Mereka ini adalah wakil-wakil angkatan muda yang tergabung dalam Jong Java, Jong Islamieten Bond, Jong Sumatranen Bond, Jong Batak, Jong Celebes, Jong Ambon, Minahasa Bond, Madura Bond, Pemuda Betawi dan lain-lain. Atas prakarsa Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) inilah kongres pemuda itu telah melahirkan Sumpah yang berbunyi : “Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah-darah yang satu : tanah Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu : bangsa Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa yang satu : bahasa Indonesia “.
Dengan mengingat perjuangan rakyat Indonesia lewat berbagai bentuk dan cara (antara lain : Budi Utomo, Sarekat Islam, Sarekat Dagang Islam, Indische Party, ISDV, PKI, PNI, kemudian GAPI dan Gerindo) maka nyatalah bahwa Sumpah Pemuda adalah tonggak sejarah yang amat penting bagi perjalanan bersama bangsa kita. Dalam perjalanan perjuangan ini telah ikut serta banyak tokoh lokal dan nasional, dari berbagai suku dan agama serta aliran politik. Ada yang dari kalangan Islam, kristen Katolik dan Protestan, nasionalis, sosialis, komunis dan humanis. Mereka bersatu dalam Sumpah Pemuda, dan juga dalam berbagai perjuangan melawan Belanda, sampai lahirnya kemerdekaan tahun 1945.
Sekarang, sesudah Orde Baru membikin kerusakan-kerusakan yang begitu parah dalam kehidupan bangsa di bidang politik dan moral, maka lebih-lebih terasa lagi betapa pentingnya untuk mengingat kembali arti Sumpah Pemuda. Kita semua perlu berusaha bersama-sama meghidupkan kembali “api” Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda adalah kontrak sosial atau kontrak politik bersejarah , yang telah dibuat secara khidmat bersama-sama oleh angkatan muda dari berbagai golongan suku, agama, aliran politik. Perjuangan revolusioner Sarekat Islam, pembrontakan PKI dalam tahun 1926 terhadap kekuasaan kolonial Belanda, perjuangan kaum muda Batak, Aceh, Melayu, Minangkabau, Sunda, Jawa, Bali, Menado, Ambon dan lain-lain suku (ma’af bagi yang tak tersebut di sini) adalah “api” Sumpah Pemuda. Dengan kalimat lain : obor Sumpah Pemuda telah dinyalakan bersama-sama oleh golongan Islam, Katolik, Protestan, nasionalis, sosialis, komunis, humanis, dan lain-lainnya lagi.
Aspek-aspek penting inilah yang harus kita camkan bersama-sama dalam hati kita masing-masing, ketika dewasa ini negara dan bangsa kita sedang menghadapi berbagai krisis. Sebab, kecenderungan-kecenderungan negatif sudah makin terdengar di sana-sini, yang bisa membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa kita. Sebagai akibat politik pemerintahan Orde Baru, telah muncul permusuhan dan pertentangan suku, agama, dan aliran politik. Sebagian dari golongan reaksioner Islam telah memunculkan isyu-isyu keagamaan dan kesukuan yang berbahaya. Golongan yang menganut faham politik marxis, sosialis atau komunis telah dikucilkan selama puluhan tahun. Pelaksanaan otonomi daerah telah disalahgunakan oleh para oknum korup dan anti-rakyat di banyak daerah.
Dengan semangat dan jiwa asli Sumpah Pemuda yang dicetuskan dalam tahun 1928, kita perlu berusaha bersama-sama untuk menjadikan Indonesia yang berpenduduk 210 juta orang ini sebagai milik kita bersama. Indonesia adalah untuk semua golongan, yang merupakan berbagai komponen bangsa. Dengan mengibarkan panjji-panji Sumpah Pemuda, Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila kita perlu berjuang terus bersama-sama demi kepentingan seluruh rakyat, demi kesejahteraan dan kedamaian berbagai golongan suku, keturunan, agama, dan aliran politik.

sumber :
http://annabelle.aumars.perso.sfr.fr/Dengan%20Sumpah%20Pemuda.htm

Saya itu....

Foto Saya
Rizke wiliyanti
Taluk Kuantan, Riau, Indonesia
Anak ke 2 dari 3 bersaudara. lahir di Bengkalis pada tgl 16 maret 1992. Saat ini sedang menempuh penidikan sarjana Strata-1 Ekonomi jurusan Akuntansi di Universitas Riau. Menghabiskan masa kecil di desa Pasar Benai,,sebelum akhirnya memasuki jenjang SMA di SMA.N Pintar Kab.Kuantan Singingi. Saya bahagia dengan hidup saya saat ini. Bersyukur pada Allah SWT yg masih memberikan keluarga yang utuh & harmonis. :) I Love My family.. Jangan takut mencoba hal yang baru, gapailah impianmu. Tapi ingatlah, tak peduli kemana kamu pergi, KELUARGA tempat kamu kembali. this is my motivation..suatu hari,,aku akan suskes dan membahagiakan keluargaku. aku JANJI....!
Lihat profil lengkapku

Time

Baru saja berkunjung

Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

wLy say's...

Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh.

Followers

my LupH fAmiLy

my LupH fAmiLy

Sang Perintis '07

Sang Perintis '07